Sebenarnya, dalam diri beberapa orang yang kalian temui. Seceria apapun ia di depan kalian, sebahagia apapun raut wajahnya, pasti ada duka mendalam yang sedang ia coba tutupi. Karna pada dasarnya, orang lain tidak membutuhkan keluh kesahnya untuk dibagi. Tapi orang lain perlu semangatnya untuk bangkit dan berdiri.
Untuk yang pernah memendam begitu dalam, segala keluh kesah dan sanggah.
Dan menutupi nya agar orang lain tak melihat.
Tentu kalian pasti pernah.
Menjadi seseorang yang begitu rapuh, berharap mati saja hari ini. Ditimpa berjuta juta masalah. Bertubi tubi datangnya. Sampai untuk bernafas pun kalian tak sanggup.
Ingin sekali rasanya bercerita pada orang lain, lalu orang itu mengerti dan memahami. Kemudian memberi solusi.
Dan masalah? Selesai sudah.
Tapi, apakah seperti itu?
Tentu tidak!
Tak semua orang mampu mengerti dan memahami apa yang kita rasa.
Sebagian dari mereka hanya menjadi pendengar.
Walaupun ada sebagian yang mendengarkan dan kemudian memberi solusi.
Tentu pasti ada sebagian lainnya yang, merasa senang atas masalah yang sedang kau hadapi.
Lalu bagaimana?
Masih ingin bercerita pada orang lain?
BERHENTI!!!
Orang lain tidak membutuhkan keluh kesahmu. Mereka hanya perlu melihat hasil dari perjuanganmu. Dan kemudian mereka merasa bahwa itu adalah hal yang mereka perlu.
Menjadi kuat, tegar, dan menerima keadaan. Akan lebih baik daripada bercerita tentang hari burukmu.
Proses pendewasaan memang seperti itu, kejam dan kelam.
Bagi sebagian orang yang tak bisa menerima nya, pasti akan meledak ledak tanpa punya air untuk memadamkannya.
Sedangkan sebagian lainnya? Duduk santai menikmati ujian, sambil minum kopi di pagi hari.
Kau tahu? Bahwa manusia memang ditakdirkan dengan beribu ribu masalah yang datang. Hingga pada akhirnya, dia mampu untuk mengatasi itu.
Mengatasinya dengan berbagai macam cara. Ada yang benar benar mendapat solusi, sampai ada juga yang menutupinya dengan ilusi.
Hingga akhirnya, menggunung dan melambung.
Kisah seseorang tak lagi dapat dinikmati dengan secangkir kopi. Karna dibaliknya, ada hati yang ingin luka nya sembuh dan tak lagi rapuh.
Kau mau yang seperti apa?
Menyinarinya dengan mentari?
Atau,
Menyimpannya sampai datang pagi?
Atau,
Menyimpannya sampai datang pagi?
Silahkan pilih yang kau suka, sampai nantinya tak lagi bertemu luka. Karna, hitam tak selalu kotor dan putih tak selalu bersih.
Mungkin, berkata kata seperti ini terlihat mudah saja. Karna pada titik dimana saya merasakan nya juga, saya akan sama seperti yang kalian kira. Meratapi nasib sambil diam tak berbisik.
Ketahuilah, kisah seseorang menjadi alasan saya membuat tulisan ini. Ceritanya. Begitu. Haru.
Sampai hati ini merindu.
Karna kisah seseorang, pada akhirnya akan menjadi kisahmu juga. Dan kisahmu, akan kutuangkan disini pula. Hehe.
Untuk sekarang, berhenti berpura pura dan pilih sesuatu yang ingin kau coba. Karna mau berubah bukan kehendak saya, tapi bagian dari apa yang akan jadi hari mu me raya.
Terima kasih.
Selamat pagi.
Dan,
Selamat Hari Rabu,
Hari Raya Rindu
Hari Raya Rindu
Komentar
Posting Komentar