Langsung ke konten utama

Diary, 19 - Surat Cinta


Sanggupkah kau dan aku memulai kembali?
Merangkai hati yang hancur berkeping keping.
Sanggupkah kau berjanji kan tetap disini?
Menjaga hatiku. 

(Rizky Febian Ft. Marion Jola - Tak Ingin Pisah Lagi)

πŸ’ŒπŸ’Œ

Pernah sekali memberikan surat cinta,
Berupa pernyataan, bahwa aku menyukainya.
Dulu, dulu sekali. 

Saat sebelum akhirnya kutahu bahwa ia yang kucinta sudah memiliki idaman hati.
Yang tentunya lebih baik daripada aku.

Surat Cinta bisa berupa luka juga ternyata,
Setelah bertahun tahun pergi meninggalkan, ia datang seakan membawa secercah harapan. 
Yang padahal itu petaka untuk hati dan perasaan. 

Aku, berharap lagi.

Setelah bertahun tahun. 

Kukira rasa itu sudah lenyap,
Ternyata tertimbun di ruang kerinduan.
Kukira aku tak lagi menyukainya,
Ternyata sudah berubah menjadi cinta. 

Dia datang, 
Membawa luka lama hasil perang.
Perang antara logika dan perasaan.

Kuharap aku tak baik baik saja,
Agar ia lebih lama menetap, dan menatapku dalam dalam. 
Mengajakku bertemu,
Hanya untuk mendengarkannya bercerita. Bukan bercerita tentang kisahku dan dia, tapi bercerita mengenai bagaimana ia begitu mencinta. Seorang wanita di kejauhan sana. 

Aku menatap diriku sendiri, lagi dan lagi.
Pilu sekali ternyata. 
Selalu mengulas senyum semanis mungkin, padahal rapuh serapuh rapuhnya.

Kadang, logika sangat berharap mereka bisa berpisah. 
Membuatku pada akhirnya akan memiliki ia yg kucinta.
Tapi, hati tak berpikir sejalan. 
Hati selalu tak ingin ia yang kucinta tersakiti.
Biar aku saja yang merasa.
Agar ia tak lagi kecewa. 

Ya, lagi lagi kembali seperti itu. 

Masih ingat tidak? 
Ketika pada saat itu aku sangat mencintaimu.
Dan rela kuberikan segala-galanya,
Tanpa meminta kau mengembalikannya.

Masih ingat? 
Ketika kau menelepon dan memintaku mendengar ceritamu.
Membuatku terbangun hingga tengah malam.
Bahkan tak bisa tertidur sampai pagi, karna memikirkan seseorang yg kucinta terluka.

Masih ingat?
Ketika kau mengajakku hujan hujanan.
Padahal aku sangat kedinginan.
Tapi berada di dekatmu, hangat hatiku terbakar cinta dan api asmara.

Kupikir, saat saat itu tak akan menjadi hal terakhir yang kulihat.

Tapi ternyata, kau pergi meninggalkanku.

Dulu, kau datang tanpa permisi. 
Mengetuk pintu hatiku dan membuatku membuka nya lebar lebar. 

Dan tibatiba, kau pergi begitu saja. Tanpa kata dan bahasa. Meninggalkanku penuh luka, membuatku sangat kecewa. 

Lalu, sekarang? Kau datang lagi. 
Seakan melupa bagaimana kau memberiku luka. Dengan datang tibatiba, tak membuatku akhirnya kembali suka. 

Justru itu membuatku makin mengenal, 
Si Penakluk Buta. 

Senin, 9 Maret 2020πŸ₯€




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary, 31 - Euforia Tentangmu

Haii..  Kita keep dulu cerita lanjutan dari blog sebelumnya yaa, hehe.  Kali ini mau cerita, tentang seseorang yang gua temuin di akhir tahun 2020:) Sama kaya cerita tentang Karid, blog ini bertujuan untuk gua share perasaan gua aja. Bukan berarti gua ngejelek-jelekin dia. Nope. Tapi ini adalah cerita dari sisi gua. Even suatu saat nanti dia bisa aja cerita ttg ini di tempat lain, jadi kalian bisa liat dari kedua sisi. Ya kalo nanti ada kalimat yg isinya makian mah maklum aja ya namanya juga meluapkan perasaan wkwkw. Dan ini cerita dari sisi gua.  *Btw, anjir bgt ga si gua tuh udh ngetik ini panjang x lebar. Udh kelar malahan. EH MALAH GA KE SAVE:) ^_ Namanya gua samarin aja yaa, gua biasa manggil dia "Way" . Jadi kita panggil dia Way disini.  Awalnya kenal karna dia ini cowonya temen gua, jadi gua punya temen temen maen dari kecil di gangan. Ada Desy, Indah, Vira, Indri, Mega, Irda, Ara, Disti, Sakila. Nah dia ini cowonya temen gua Vira.  Posisi awalnya itu dulu, tahun 2020

Diary, 28 - Menjadi Diri Sendiri

Haruskah ku jadi orang berbeda, Hanya untuk membuat dirimu bahagia? Jangan lakukan. Hatiku bisa tertekan. (Percaya Aku - Chintya Gabriela) πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€ Beberapa minggu berjalan dengan baik, hubungan yang dijaga begitu apik. Namun, apa iya ini yang selama ini dicari? Pertanyaan itu melintas di pikiranku, berkelana mencari jawaban. Apa harus seperti ini? Saat bersamamu, aku tak merasa seperti diriku. Apa yang kusuka, tak kau suka. Apa yang kuharap, tak kau harap. Kita berbeda. Tapi, bukankah cinta yang menyatukan perbedaan? Cinta. Apa cinta itu ada diantara kita? Apa aku pantas menerima cintamu? Apa aku harus memberikan cintaku? Apa, begitu? Kasih, beri aku petunjuk. Aku tak mengerti mengapa rasanya begini, ingin rasanya berbagi cerita namun aku takut kamu tak suka. Pernah sekali aku bercerita, dan kau menjawab "Tidak usah dibahas." Lalu aku bertanya tanya di dalam hati, apa kamu tidak suka ceritaku? Apa kamu membenciku? Apa kamu risih denganku? A

Diary, 34 - The Ending Vol.2

  Wkwkwkwk, lanjuttt. Gua fikir kan emang ceritanya kaya cerita² di wattpad gitu kann, tp ternyata ngga ya. Malem itu lu akhirnya ngasih jarak diantara kita dgn lu jawab kalo lu ga ada perasaan sedikitpun buat gua. It's ok walaupun hati gua ga begitu ok dengernya wkwk. Jadi, malem itu gua memutuskan buat berhenti sampe situ aja krn memang ternyata kita gabisa bareng. Gua terlalu berharap banyak dr kisah suram antara kita bertiga ini Way, hehe. Jadi, malem itu gua udh ambil keputusan utk jauhin lu aja. Dan balik spt Ica biasanya di 6 bulan terakhir pada saat itu. Dan ending dr cerita lu sama dia pun, ga selesai malem itu juga. Jadi harus butuh waktu lebih lama buat nyelesaiin semuanya sampe bener bener clear. So, kemungkinan nya ya sangat sedikit buat gua masuk disana. Malem itu, di tengah² kota dan ditemenin rintik² hujan turun, kita bertiga kalut sama emosi masing masing. Jujur, ego gua tinggi bgt dan pengen bgt sekali aja denger lu ngebela gua didepan dia. Tp yaudah terima aja ap