Langsung ke konten utama

Diary, 28 - Menjadi Diri Sendiri



Haruskah ku jadi orang berbeda, Hanya untuk membuat dirimu bahagia? Jangan lakukan. Hatiku bisa tertekan.

(Percaya Aku - Chintya Gabriela)


🥀🥀🥀


Beberapa minggu berjalan dengan baik, hubungan yang dijaga begitu apik.

Namun, apa iya ini yang selama ini dicari?

Pertanyaan itu melintas di pikiranku, berkelana mencari jawaban.

Apa harus seperti ini?

Saat bersamamu, aku tak merasa seperti diriku.
Apa yang kusuka, tak kau suka.
Apa yang kuharap, tak kau harap.

Kita berbeda.

Tapi, bukankah cinta yang menyatukan perbedaan?

Cinta.

Apa cinta itu ada diantara kita?

Apa aku pantas menerima cintamu?

Apa aku harus memberikan cintaku?

Apa, begitu?

Kasih, beri aku petunjuk.

Aku tak mengerti mengapa rasanya begini, ingin rasanya berbagi cerita namun aku takut kamu tak suka.

Pernah sekali aku bercerita, dan kau menjawab "Tidak usah dibahas."

Lalu aku bertanya tanya di dalam hati, apa kamu tidak suka ceritaku?
Apa kamu membenciku?
Apa kamu risih denganku?
Apa kamu tidak menyukaiku?

Apa seperti itu?

Aku tidak mengerti. Hubungan apa yang sedang kita jalani ini :(

Yang aku tau, saat bersama denganmu aku tak bisa menjadi diriku. Banyak hal yang aku sembunyikan, menjadi pembohong, dan lebih banyak diam.

Kenapa? Kenapa seperti ini.

Bukan ini cinta yang aku ingin.
Bukan ini..

Bersama denganmu, aku ragu.
Melepaskanmu, aku tak mau.

Kenapa?

Aku tidak mengerti.
Kenapa rasanya begini.

Begitu kelu dan beku.
Dirimu membangun dinding, yang tak mampu ku tanding.

Kasih, kuharap kita baik baik saja.
Melewati suka dan duka bersama.

Ah, bersama.

Sulit sekali melakukan itu denganmu, kau sibuk dengan dunia mu. Dan aku sibuk tak mau mengganggu.

Aku bertanya tanya, apa yang kau rasa saat sedang bersamaku?

Apa aku membuat hatimu berbunga bunga?
Atau hanya sekedar memberi luka?

Apa aku membuatmu tak bisa tidur semalaman?
Atau justru membuatmu risih tak karuan?

Bersamamu, aku tak mengerti.
Mengapa cinta yang kumiliki malah berakhir begini.

Salah siapa?

Sedari awal memang dirimu sering memperingatkan, bahwa hatimu tak pernah bertuan.

Yang menjadikannya beku, dan penuh ruang.

"Kamu harus mengerti tentang sikapku yang cuek dan tidak peka." Katamu waktu itu.

Dan aku dengan sejuta percaya diri mengatakan, "Tenang saja, aku akan membuatmu berubah dengan mencintaiku saja."

Dan ternyata? Baru langkah awal, aku sudah gagal.

Dinding yang kau bangun itu, benar benar menghalangi.

Bahkan pintu gerbangnya saja dingin sekali, sampai aku tak sanggup menggenggamnya.

Tak sanggup membuka, dan melihat isi di dalamnya.

"Tenang, kau pasti bisa." Ucapku kepada diriku sendiri.

Yang pada akhirnya, menyerah berkali kali. Karna ternyata, bersamamu aku tak bisa menjadi diri sendiri.

Harus purapura bahagia padahal terluka.
Harus purapura menerima padahal tak suka.

Apa aku membohongi diri?
Atau malah membodohi hati?

Sangat sangat tidak mengerti, mengapa harus berada di situasi seperti ini.

Dan sangat sangat tidak mengerti, mengapa dirimu yang pada akhirnya memenangkan hati.

🎈

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary, 35 - Ayah

  Ayahh.. Maaff.. Cuma kata maaf yang saat ini bisa teteh utarain, maaff yah. Teteh belum bisa jadi anak yang berbakti buat ayah, teteh belum bisa meringankan beban ayah. Maaf.. Yah, teteh cape. Pada akhirnya teteh bisa ngerasain apa yang ayah rasain dulu, harus berjuang demi keluarga ini. Yang jalannya ga mudah, berliku liku bahkan berjurang yang berkali kali harus jatuh dan jatuh lagi.  Yah, maaf. Teteh belum bisa jadi anak yang membanggakan ayah, maaf teteh belum bisa bahagiain mama, maaf teteh gabisa jagain mama. Maaf teteh gabisa jagain Ija. Maaff..  Maaff.. Saat ini, teteh udah berusaha semaksimal mungkin, supaya hidup keluarga ini ngga lagi di hina orang. Ngga lagi diremehin orang. Ngga lagi di pandang sebelah mata. Terima kasih yah, udah ngajarin teteh untuk terus belajar dan belajar, belajar gimana harus jadi anak perempuan pertama yang bahagiain keluarga ini. Membawa keluarga ini jadi lebih baik. Teteh selalu bersyukur bisa jadi anak ayah, anak ayah yang ayah an...

Diary, 34 - The Ending Vol.2

  Wkwkwkwk, lanjuttt. Gua fikir kan emang ceritanya kaya cerita² di wattpad gitu kann, tp ternyata ngga ya. Malem itu lu akhirnya ngasih jarak diantara kita dgn lu jawab kalo lu ga ada perasaan sedikitpun buat gua. It's ok walaupun hati gua ga begitu ok dengernya wkwk. Jadi, malem itu gua memutuskan buat berhenti sampe situ aja krn memang ternyata kita gabisa bareng. Gua terlalu berharap banyak dr kisah suram antara kita bertiga ini Way, hehe. Jadi, malem itu gua udh ambil keputusan utk jauhin lu aja. Dan balik spt Ica biasanya di 6 bulan terakhir pada saat itu. Dan ending dr cerita lu sama dia pun, ga selesai malem itu juga. Jadi harus butuh waktu lebih lama buat nyelesaiin semuanya sampe bener bener clear. So, kemungkinan nya ya sangat sedikit buat gua masuk disana. Malem itu, di tengah² kota dan ditemenin rintik² hujan turun, kita bertiga kalut sama emosi masing masing. Jujur, ego gua tinggi bgt dan pengen bgt sekali aja denger lu ngebela gua didepan dia. Tp yaudah terima aja ap...