Haruskah ku jadi orang berbeda, Hanya untuk membuat dirimu bahagia? Jangan lakukan. Hatiku bisa tertekan.
(Percaya Aku - Chintya Gabriela)
๐ฅ๐ฅ๐ฅ
Beberapa minggu berjalan dengan baik, hubungan yang dijaga begitu apik.
Namun, apa iya ini yang selama ini dicari?
Pertanyaan itu melintas di pikiranku, berkelana mencari jawaban.
Apa harus seperti ini?
Saat bersamamu, aku tak merasa seperti diriku.
Apa yang kusuka, tak kau suka.
Apa yang kuharap, tak kau harap.
Kita berbeda.
Tapi, bukankah cinta yang menyatukan perbedaan?
Cinta.
Apa cinta itu ada diantara kita?
Apa aku pantas menerima cintamu?
Apa aku harus memberikan cintaku?
Apa, begitu?
Kasih, beri aku petunjuk.
Aku tak mengerti mengapa rasanya begini, ingin rasanya berbagi cerita namun aku takut kamu tak suka.
Pernah sekali aku bercerita, dan kau menjawab "Tidak usah dibahas."
Lalu aku bertanya tanya di dalam hati, apa kamu tidak suka ceritaku?
Apa kamu membenciku?
Apa kamu risih denganku?
Apa kamu tidak menyukaiku?
Apa seperti itu?
Aku tidak mengerti. Hubungan apa yang sedang kita jalani ini :(
Yang aku tau, saat bersama denganmu aku tak bisa menjadi diriku. Banyak hal yang aku sembunyikan, menjadi pembohong, dan lebih banyak diam.
Kenapa? Kenapa seperti ini.
Bukan ini cinta yang aku ingin.
Bukan ini..
Bersama denganmu, aku ragu.
Melepaskanmu, aku tak mau.
Kenapa?
Aku tidak mengerti.
Kenapa rasanya begini.
Begitu kelu dan beku.
Dirimu membangun dinding, yang tak mampu ku tanding.
Kasih, kuharap kita baik baik saja.
Melewati suka dan duka bersama.
Ah, bersama.
Sulit sekali melakukan itu denganmu, kau sibuk dengan dunia mu. Dan aku sibuk tak mau mengganggu.
Aku bertanya tanya, apa yang kau rasa saat sedang bersamaku?
Apa aku membuat hatimu berbunga bunga?
Atau hanya sekedar memberi luka?
Apa aku membuatmu tak bisa tidur semalaman?
Atau justru membuatmu risih tak karuan?
Bersamamu, aku tak mengerti.
Mengapa cinta yang kumiliki malah berakhir begini.
Salah siapa?
Sedari awal memang dirimu sering memperingatkan, bahwa hatimu tak pernah bertuan.
Yang menjadikannya beku, dan penuh ruang.
"Kamu harus mengerti tentang sikapku yang cuek dan tidak peka." Katamu waktu itu.
Dan aku dengan sejuta percaya diri mengatakan, "Tenang saja, aku akan membuatmu berubah dengan mencintaiku saja."
Dan ternyata? Baru langkah awal, aku sudah gagal.
Dinding yang kau bangun itu, benar benar menghalangi.
Bahkan pintu gerbangnya saja dingin sekali, sampai aku tak sanggup menggenggamnya.
Tak sanggup membuka, dan melihat isi di dalamnya.
"Tenang, kau pasti bisa." Ucapku kepada diriku sendiri.
Yang pada akhirnya, menyerah berkali kali. Karna ternyata, bersamamu aku tak bisa menjadi diri sendiri.
Harus purapura bahagia padahal terluka.
Harus purapura menerima padahal tak suka.
Apa aku membohongi diri?
Atau malah membodohi hati?
Sangat sangat tidak mengerti, mengapa harus berada di situasi seperti ini.
Dan sangat sangat tidak mengerti, mengapa dirimu yang pada akhirnya memenangkan hati.
๐
Komentar
Posting Komentar