Langsung ke konten utama

Diary, 23 - Waktunya Sudah Habis


Mungkin suatu saat nanti, kau temukan bahagia meski tak bersamaku.
Bila nanti kau tak kembali, kenanglah aku sepanjang hidupmu.

(Kenanglah Aku - Naff)

-

Waktunya sudah habis,
Kasih.

Apa kau membaca surat yang kukirim?
Apa kau memikirkanku sambil berbaring?
Apa kau sedang mencoba mencariku?

Kuharap memang, ya.

Aku lupa bahwa 'tidak' juga merupakan jawaban, sedangkan jawaban yang selama ini ku dambakan hanya 'ya'.

Aku tak tahu berapa lama lagi aku bisa menahan, gejolak rasa yang tak tertahan.
Mengenangmu dengan sejuta harapan.
Yang padahal itu menyakitkan hati dan perasaan.

Waktunya sudah habis,
Kini saatnya untukku melupakan sosok dirimu.

Mencari pengganti yang saat ini sudah menanti.

Kuberi kau waktu 1 bulan, namun pada akhirnya kau memilih tidak pulang.

Aku begitu mendamba, sosokmu tiba di depan rumah.
Namun hati berkata lain, ternyata yang datang hanya orang asing.

Orang asing yang kini begitu mencintaiku,
Mencoba memahami,
Mencari celah untuk membuatku peduli.

Sosok orang asing yang kini menggenggam erat jemariku, memintaku menetap.

Melayaniku dengan begitu baik.

Memberiku cinta, yang tak pernah kau tata.

Kini aku tak sendiri, padahal waktu yang kuberi sudah cukup untuk berpikir sekali.

Berpikir tentang bagaimana hubungan kita akan berakhir, akan menjadi apa hubungan ini nantinya.

Mungkin kita tidak ditakdirkan untuk bersama, mungkin hanya untuk menjadi teman di story wa.

Kau, begitu ku nanti.

Selalu ku cari.

Ku nanti.

Kau.

Kini semuanya telah usai, cerita kita telah tercerai.

Kuharap kau bisa kembali, menjadi penolong di waktu sepi.

Bukan untukku lagi, tapi untuk ia yang kau nanti.

Selamat menempuh hidup baru, doakan aku agar tak merindumu.

Sosok tinggi yang hatinya beku.

Bukan cinta pertamaku, tapi sangat mewarnai hari hariku.

Selamat tinggal ...

๐Ÿ๐ŸŒน

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary, 31 - Euforia Tentangmu

Haii..  Kita keep dulu cerita lanjutan dari blog sebelumnya yaa, hehe.  Kali ini mau cerita, tentang seseorang yang gua temuin di akhir tahun 2020:) Sama kaya cerita tentang Karid, blog ini bertujuan untuk gua share perasaan gua aja. Bukan berarti gua ngejelek-jelekin dia. Nope. Tapi ini adalah cerita dari sisi gua. Even suatu saat nanti dia bisa aja cerita ttg ini di tempat lain, jadi kalian bisa liat dari kedua sisi. Ya kalo nanti ada kalimat yg isinya makian mah maklum aja ya namanya juga meluapkan perasaan wkwkw. Dan ini cerita dari sisi gua.  *Btw, anjir bgt ga si gua tuh udh ngetik ini panjang x lebar. Udh kelar malahan. EH MALAH GA KE SAVE:) ^_ Namanya gua samarin aja yaa, gua biasa manggil dia "Way" . Jadi kita panggil dia Way disini.  Awalnya kenal karna dia ini cowonya temen gua, jadi gua punya temen temen maen dari kecil di gangan. Ada Desy, Indah, Vira, Indri, Mega, Irda, Ara, Disti, Sakila. Nah dia ini cowonya temen gua Vira.  Posisi awalnya itu dulu, tahun 2020

Diary, 28 - Menjadi Diri Sendiri

Haruskah ku jadi orang berbeda, Hanya untuk membuat dirimu bahagia? Jangan lakukan. Hatiku bisa tertekan. (Percaya Aku - Chintya Gabriela) ๐Ÿฅ€๐Ÿฅ€๐Ÿฅ€ Beberapa minggu berjalan dengan baik, hubungan yang dijaga begitu apik. Namun, apa iya ini yang selama ini dicari? Pertanyaan itu melintas di pikiranku, berkelana mencari jawaban. Apa harus seperti ini? Saat bersamamu, aku tak merasa seperti diriku. Apa yang kusuka, tak kau suka. Apa yang kuharap, tak kau harap. Kita berbeda. Tapi, bukankah cinta yang menyatukan perbedaan? Cinta. Apa cinta itu ada diantara kita? Apa aku pantas menerima cintamu? Apa aku harus memberikan cintaku? Apa, begitu? Kasih, beri aku petunjuk. Aku tak mengerti mengapa rasanya begini, ingin rasanya berbagi cerita namun aku takut kamu tak suka. Pernah sekali aku bercerita, dan kau menjawab "Tidak usah dibahas." Lalu aku bertanya tanya di dalam hati, apa kamu tidak suka ceritaku? Apa kamu membenciku? Apa kamu risih denganku? A

Diary, 34 - The Ending Vol.2

  Wkwkwkwk, lanjuttt. Gua fikir kan emang ceritanya kaya cerita² di wattpad gitu kann, tp ternyata ngga ya. Malem itu lu akhirnya ngasih jarak diantara kita dgn lu jawab kalo lu ga ada perasaan sedikitpun buat gua. It's ok walaupun hati gua ga begitu ok dengernya wkwk. Jadi, malem itu gua memutuskan buat berhenti sampe situ aja krn memang ternyata kita gabisa bareng. Gua terlalu berharap banyak dr kisah suram antara kita bertiga ini Way, hehe. Jadi, malem itu gua udh ambil keputusan utk jauhin lu aja. Dan balik spt Ica biasanya di 6 bulan terakhir pada saat itu. Dan ending dr cerita lu sama dia pun, ga selesai malem itu juga. Jadi harus butuh waktu lebih lama buat nyelesaiin semuanya sampe bener bener clear. So, kemungkinan nya ya sangat sedikit buat gua masuk disana. Malem itu, di tengah² kota dan ditemenin rintik² hujan turun, kita bertiga kalut sama emosi masing masing. Jujur, ego gua tinggi bgt dan pengen bgt sekali aja denger lu ngebela gua didepan dia. Tp yaudah terima aja ap