Langsung ke konten utama

Diary, 27 - Mawarnya Berduri

Bila memang cinta ini salah, mengapa kita yang harus terjatuh terlalu dalam?


(Aku Yang Salah - Elmatu)


😒😒😒


Datang, memintaku menerima cinta.
Cinta yang telah lama kau damba.


Aku, berpikir berpuluh puluh kali, beberapa kali sempat menghindari.


Dan kemudian, kau mengejar lagi.
Menagih kepastian yang kau idam.


Akhirnya, kuminta waktu.
Memintamu sebentar saja menunggu.
Keputusan yang ternyata ber adu.
Antara hati dan ego.


Waktu,
Untuk memikirkannya matang matang.

Apa aku bisa?

Menerimamu apa adanya?

Sedangkan aku, yang bukan apa dan siapa siapa.

Aku tak tahu, cinta yang kau beri itu nyata atau tidak.

Kuharap, ya.

Nyata.

Agar aku tak lagi memikirkan apa apa.

Kasih, mawarnya berduri.

"Tapi semua mawar berduri, sayang." Katamu,

Ya, aku tahu.
Memang semua mawar berduri,
Tapi milikmu itu ternyata melukai hati.

Durinya menancap di sanubari,
Mengoyakkan sunyi di hati.

Aku kira, aku tak apa apa.
Tapi ternyata benar benar terluka.

Mawar nya masih kusimpan,

Di ujung kamar dan tertatap nanar.


Sedikit layu, membuatku meragu.
Apa memang harus begini?

Kita, berbeda.

Kau memberiku bahagia,
Tapi yang kurasa sebaliknya.

Kau melawan takdir Tuhan,

"Tolong tanyakan pada Tuhanmu, bolehkah aku yang bukan umatnya mencintai hambanya?" Katamu waktu itu,

Aku menatap begitu nanar,
Mengapa saat kutemukan,
Seseorang di akhir perjalanan,
Malah ia yang begitu rawan meninggalkan.

Cinta yang ia beri, tak pantas kuterima lagi.

Perbedaan kami, mengikatku terlalu dini.

Aku pernah berada di tempat ini,
Berdiri menahan sepi.
Di hadapan sang Ilahi,
Yang memisahkanku dengannya kini.

Aku tak ingin disini lagi,
Harus menatap sepi kembali.
Lagi lagi di hadapan sang Ilahi,
Menatapmu yang harus dipisahkan lagi.

Kasih, andai saja tak ada problematika agama.
Aku tak keberatan dengan semua fana yang ada.

Andai saja dunia hanya milik berdua, aku ingin bersamamu selamanya.

Agamaku,
Agamamu.

Harus kita akhiri ini bagaimana?
Menunggu Tuhan memutuskan kehendak-Nya?

Mawarnya berduri,
Indah dipandangi namun menusuk sanubari.

Mawarnya berduri,
Kuharap memang kau yang akhirnya menjadi tambatan hati.


Kemarin kau memberi kabar, mengingatkanku akan kewajiban. Kewajiban yang harus kukerjakan, untuk agama yang ku agungkan.


Kasih,


Kulihat kau berdiri, memakai kemeja yang waktu itu kau beli. Dengan setelan celana hitam yang memikat, mengepal tangan dan berdoa di tempatmu beribadah.

Kau duduk disana, aku duduk disini.

Berbeda, dalam waktu yang sama.

Mengingat bahwa kita sudah menjadi satu, dan berharap tak akan ada lagi pilu.

Kuharap kita tetap seperti ini, tak berpisah meski kadang perbedaan itu membuat resah.

Kuharap kau dan aku tetap menjadi kita, agar tak ada lagi orang lain yang mendamba.

Dan untuk urusan agama, kuserahkan pada Yang Maha Kuasa.

Menunggu kehendak-Nya.

Menyatukan kita yang berbeda.

Dan, kuharap memang ya.

Bersatu denganmu, menjadi mimpi yang kuharap nyata.

...

🌝🌚

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary, 31 - Euforia Tentangmu

Haii..  Kita keep dulu cerita lanjutan dari blog sebelumnya yaa, hehe.  Kali ini mau cerita, tentang seseorang yang gua temuin di akhir tahun 2020:) Sama kaya cerita tentang Karid, blog ini bertujuan untuk gua share perasaan gua aja. Bukan berarti gua ngejelek-jelekin dia. Nope. Tapi ini adalah cerita dari sisi gua. Even suatu saat nanti dia bisa aja cerita ttg ini di tempat lain, jadi kalian bisa liat dari kedua sisi. Ya kalo nanti ada kalimat yg isinya makian mah maklum aja ya namanya juga meluapkan perasaan wkwkw. Dan ini cerita dari sisi gua.  *Btw, anjir bgt ga si gua tuh udh ngetik ini panjang x lebar. Udh kelar malahan. EH MALAH GA KE SAVE:) ^_ Namanya gua samarin aja yaa, gua biasa manggil dia "Way" . Jadi kita panggil dia Way disini.  Awalnya kenal karna dia ini cowonya temen gua, jadi gua punya temen temen maen dari kecil di gangan. Ada Desy, Indah, Vira, Indri, Mega, Irda, Ara, Disti, Sakila. Nah dia ini cowonya temen gua Vira.  Posisi awalnya itu dulu, tahun 2020

Diary, 28 - Menjadi Diri Sendiri

Haruskah ku jadi orang berbeda, Hanya untuk membuat dirimu bahagia? Jangan lakukan. Hatiku bisa tertekan. (Percaya Aku - Chintya Gabriela) πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€ Beberapa minggu berjalan dengan baik, hubungan yang dijaga begitu apik. Namun, apa iya ini yang selama ini dicari? Pertanyaan itu melintas di pikiranku, berkelana mencari jawaban. Apa harus seperti ini? Saat bersamamu, aku tak merasa seperti diriku. Apa yang kusuka, tak kau suka. Apa yang kuharap, tak kau harap. Kita berbeda. Tapi, bukankah cinta yang menyatukan perbedaan? Cinta. Apa cinta itu ada diantara kita? Apa aku pantas menerima cintamu? Apa aku harus memberikan cintaku? Apa, begitu? Kasih, beri aku petunjuk. Aku tak mengerti mengapa rasanya begini, ingin rasanya berbagi cerita namun aku takut kamu tak suka. Pernah sekali aku bercerita, dan kau menjawab "Tidak usah dibahas." Lalu aku bertanya tanya di dalam hati, apa kamu tidak suka ceritaku? Apa kamu membenciku? Apa kamu risih denganku? A

Diary, 34 - The Ending Vol.2

  Wkwkwkwk, lanjuttt. Gua fikir kan emang ceritanya kaya cerita² di wattpad gitu kann, tp ternyata ngga ya. Malem itu lu akhirnya ngasih jarak diantara kita dgn lu jawab kalo lu ga ada perasaan sedikitpun buat gua. It's ok walaupun hati gua ga begitu ok dengernya wkwk. Jadi, malem itu gua memutuskan buat berhenti sampe situ aja krn memang ternyata kita gabisa bareng. Gua terlalu berharap banyak dr kisah suram antara kita bertiga ini Way, hehe. Jadi, malem itu gua udh ambil keputusan utk jauhin lu aja. Dan balik spt Ica biasanya di 6 bulan terakhir pada saat itu. Dan ending dr cerita lu sama dia pun, ga selesai malem itu juga. Jadi harus butuh waktu lebih lama buat nyelesaiin semuanya sampe bener bener clear. So, kemungkinan nya ya sangat sedikit buat gua masuk disana. Malem itu, di tengah² kota dan ditemenin rintik² hujan turun, kita bertiga kalut sama emosi masing masing. Jujur, ego gua tinggi bgt dan pengen bgt sekali aja denger lu ngebela gua didepan dia. Tp yaudah terima aja ap