Langsung ke konten utama

Diary, 29 - Menunggu Lagi

Tak pernah kudapat yang terindah, 
Apa karna ku tidak sempurna?
Selalu saja ku yang salah. 
Dan akhirnya aku yang menderita. 

(Sendiri Lagi - Blink)

📞🗝️

Yang paling utama dalam suatu hubungan, adalah komunikasi. 

Namun, lagi lagi itu tidak kudapatkan dari dirinya. 

Aku benar benar tidak mengerti, mengapa harus serumit ini. 

Tak ada pesan, tak ada telepon. 

Apa?

Apa yang dicari?

Komunikasi itu kunci.
Agar hubungan yang kita jaga, bisa baik baik saja. 

Tapi nyatanya, tak ada komunikasi diantara kita. Aku menunggu. Terus menunggu. Menunggu kabar darimu, seseorang yang kurindu. 

Berharap kau baik baik saja disana, 
Memikirkanmu sedang melakukan apa. 

Semua itu membuatku frustasi. 

Mengapa harus begini? Sesulit itukah memberiku kabar.

Seperti,"Hai, aku sedang makan siang." 

Atau, "Aku sudah sampai di tempat kost." 

Hanya seperti itu, hal hal kecil yang ingin kudengar. 

Agar aku tahu, bahwa kamu baik baik saja. 

Aku menyadari, hubungan kita bukan hubungan anak anak lagi. Masing masing sudah dewasa dan mengerti apa yang harus dan tidak harus dilakukan. 

Tapi, apa aku harus selalu menunggu kamu mengabariku? Kalau pada akhirnya itu sulit, bagaimana? 

Memikirkannya saja membuatku kesal, kuharap ini tidak berkepanjangan. Mungkin kamu memang sibuk dan sulit memberi kabar. Mungkin. 

Dan kuharap, kemungkinan kemungkinan buruk tidak terjadi. Apalagi di tengah tengah hubungan ini. 

Beberapa hari memang cukup untuk intropeksi diri, bukan untuk memaki diri sendiri, tapi untuk mencari letak kesalahannya. 

Aku tak begitu mengerti, kenapa rasanya jadi begini? 
Mengingat dulu kau begitu antusias mengirimiku pesan whatsapp. 
Kau berlari disaat aku terjatuh, kau menemani disaat ku sendiri.

Lalu? Mana sisi mu yang dulu?
Mengapa sekarang semua berbeda?

Tak ada lagi larian darimu saat aku terpuruk, tak ada lagi dirimu yang menemani kesendirianku.

Lagi lagi aku terjatuh, sendirian. 

Kasih, bagaimana bisa berubah secepat ini? 

Muak dengan menjalin hubungan denganku? Maka hentikanlah. Hubungan ini. 

Aku lelah, setelah harus bersandiwara bahagia. Aku harus berpurapura tertawa juga? 

Sungguh tak habis pikir, hubungan macam apa yang menyiksa begitu dalam seperti ini?

Apa kau baik baik saja? Mengingat aku begitu tersiksa, apa kau juga merasa sama? 

Ah sudahlah. 

Ayolah, menunggu kabar membuatku berdebar. Harus senang atau marah saat akhirnya kau mengabari, aku begitu bingung.

Dan lagi lagi, tidak seperti biasanya aku begini. 

Menaklukan laki laki sudah sering kulalukan, tapi dirimu? Berbeda. Tak ada yang bisa menaklukan dirimu selain dirimu sendiri. 

Aku hanya butiran debu yang siap diterjang angin kapanpun kau menghembuskannya. 

Aku bagaikan kulit pisang yang akan kau buang setelah berhasil mengupas dan memakan pisangnya. 

Hentikan.

Mengapa main bagai bagaikan.

Hahahaha..

Aku bercanda lagi, 
Padahal hati ini begitu lirih.

Menunggu, 
Menanti, 

Kabar yang tak jua datang, darimu sang penakluk pedang. 

Penakluk pedang apa? Pedang cinta yang kau hunuskan tepat di hadapanku. 

Berhasil mengoyakkan jiwa dan raga, yang membuatku begitu terpana.

Oleh keagungan dirimu, sang pujangga. 

Sudahlah, 

Aku menanti, 

Jangan lupa mengabari. 

🥱🥱

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary, 31 - Euforia Tentangmu

Haii..  Kita keep dulu cerita lanjutan dari blog sebelumnya yaa, hehe.  Kali ini mau cerita, tentang seseorang yang gua temuin di akhir tahun 2020:) Sama kaya cerita tentang Karid, blog ini bertujuan untuk gua share perasaan gua aja. Bukan berarti gua ngejelek-jelekin dia. Nope. Tapi ini adalah cerita dari sisi gua. Even suatu saat nanti dia bisa aja cerita ttg ini di tempat lain, jadi kalian bisa liat dari kedua sisi. Ya kalo nanti ada kalimat yg isinya makian mah maklum aja ya namanya juga meluapkan perasaan wkwkw. Dan ini cerita dari sisi gua.  *Btw, anjir bgt ga si gua tuh udh ngetik ini panjang x lebar. Udh kelar malahan. EH MALAH GA KE SAVE:) ^_ Namanya gua samarin aja yaa, gua biasa manggil dia "Way" . Jadi kita panggil dia Way disini.  Awalnya kenal karna dia ini cowonya temen gua, jadi gua punya temen temen maen dari kecil di gangan. Ada Desy, Indah, Vira, Indri, Mega, Irda, Ara, Disti, Sakila. Nah dia ini cowonya temen gua Vira.  Posisi awalnya itu dulu, tahun 2020

Diary, 28 - Menjadi Diri Sendiri

Haruskah ku jadi orang berbeda, Hanya untuk membuat dirimu bahagia? Jangan lakukan. Hatiku bisa tertekan. (Percaya Aku - Chintya Gabriela) 🥀🥀🥀 Beberapa minggu berjalan dengan baik, hubungan yang dijaga begitu apik. Namun, apa iya ini yang selama ini dicari? Pertanyaan itu melintas di pikiranku, berkelana mencari jawaban. Apa harus seperti ini? Saat bersamamu, aku tak merasa seperti diriku. Apa yang kusuka, tak kau suka. Apa yang kuharap, tak kau harap. Kita berbeda. Tapi, bukankah cinta yang menyatukan perbedaan? Cinta. Apa cinta itu ada diantara kita? Apa aku pantas menerima cintamu? Apa aku harus memberikan cintaku? Apa, begitu? Kasih, beri aku petunjuk. Aku tak mengerti mengapa rasanya begini, ingin rasanya berbagi cerita namun aku takut kamu tak suka. Pernah sekali aku bercerita, dan kau menjawab "Tidak usah dibahas." Lalu aku bertanya tanya di dalam hati, apa kamu tidak suka ceritaku? Apa kamu membenciku? Apa kamu risih denganku? A

Diary, 34 - The Ending Vol.2

  Wkwkwkwk, lanjuttt. Gua fikir kan emang ceritanya kaya cerita² di wattpad gitu kann, tp ternyata ngga ya. Malem itu lu akhirnya ngasih jarak diantara kita dgn lu jawab kalo lu ga ada perasaan sedikitpun buat gua. It's ok walaupun hati gua ga begitu ok dengernya wkwk. Jadi, malem itu gua memutuskan buat berhenti sampe situ aja krn memang ternyata kita gabisa bareng. Gua terlalu berharap banyak dr kisah suram antara kita bertiga ini Way, hehe. Jadi, malem itu gua udh ambil keputusan utk jauhin lu aja. Dan balik spt Ica biasanya di 6 bulan terakhir pada saat itu. Dan ending dr cerita lu sama dia pun, ga selesai malem itu juga. Jadi harus butuh waktu lebih lama buat nyelesaiin semuanya sampe bener bener clear. So, kemungkinan nya ya sangat sedikit buat gua masuk disana. Malem itu, di tengah² kota dan ditemenin rintik² hujan turun, kita bertiga kalut sama emosi masing masing. Jujur, ego gua tinggi bgt dan pengen bgt sekali aja denger lu ngebela gua didepan dia. Tp yaudah terima aja ap