Langsung ke konten utama

Diary, 30 - Melawan Ego

Kulepas semua yang kuinginkan, tak akan ku ulangi.
Maafkan jika kau kusayangi, dan bila ku menanti.
Pernahkah engkau coba mengerti?
Lihatlah aku disini.
Mungkinkah jika aku bermimpi, salahkah tuk menanti?

(Yang Terdalam - Tami Aulia Cover)

πŸ™️πŸŒ†

"Hai" darimu, membuat hatiku berbunga bunga lagi.

Seakan tak pernah terjadi apa apa sebelumnya, kau menanyakan kabarku.

Bertanya, apa aku makan dengan baik? apa kegiatanku akhir akhir ini? dan apa aku merindukanmu?

Jawabannya, YA.

Aku sangat sangat merindukan sosok dirimu di hidupku.

"Aku sangat rindu kamu" kataku,

Dan kamu hanya terkekeh, sambil meledekku.

Katamu, aku sendiri yang menghindarimu. Tak memberi kabar dan menghilang.

Jadi, selama ini aku yang salah?
Lalu aku harus bagaimana?

Kamu selalu sibuk dengan pekerjaanmu, dan aku tidak mau mengganggu. Aku hanya menunggumu mengirim pesan, yang artinya kamu sedang bersantai dan ingin mengobrol denganku.

Tapi, berhari hari aku tunggu. Tak jua datang kabar darimu.

Lalu, apa itu salahku?

Bagaimana bisa ini menjadi salahku? Yang padahal kamu juga salah, karna tidak memberiku kabar.

Aku hanya ingin mendengar kabarmu sehari hari, tapi ternyata sulit sekali.

Dan semalam, akhirnya kita melawan ego.

Kamu kesal, tapi harus menelepon dan bersikap sebagai kekasih yang baik.

Aku marah, tapi harus menerima telepon darimu dan tertawa membahas hal yang tidak lucu berdua.

Semalaman kita menatap layar ponsel, menanyakan kabar, bercerita tentang keseharian, banyak hal yang kita bahas.

Membuatku ingin tetap seperti itu saja, aku sangat sangat merindukan suara sinismu.

Aku merindukan belaian tanganmu,
Aku merindukan semua hal yang melekat pada dirimu.

Dan aku tau, aku sangat serakah. Berharap kau menjadi milikku selamanya, padahal aku harus tahu diri bahwa pada akhirnya kau harus dibagi.

Kasih, tetaplah seperti ini sebentar saja. Izinkah aku mendambakanmu sebentar lagi, aku ingin bermimpi indah. Dimana aku dan kamu akhirnya bersatu dan bahagia. Sebentar saja.

Izinkan aku, menjadi serakah.

Wanita egois ini ingin meminta banyak dari dirimu, ingin meminta kamu agar mencintaiku saja.

Cukup aku, tidak ada yang lain..

Aku cukup sering meruntuhkan egoku, agar bisa selalu bersamamu.

Memintamu memberi kabar,
Menyapamu walau tau tak kau gapai.

Kasih, sudahkah hari ini kau memikirkanku? Walau hanya sekali, kuharap kau menemuiku dalam mimpi. Dan menjadi bahagia sekali, duduk bersanding berdua, bercerita. Kisah kisah yang dilalui untuk merasa utuh tak terbagi.

...

(I'm sorry) / Sun,20^j21.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary, 31 - Euforia Tentangmu

Haii..  Kita keep dulu cerita lanjutan dari blog sebelumnya yaa, hehe.  Kali ini mau cerita, tentang seseorang yang gua temuin di akhir tahun 2020:) Sama kaya cerita tentang Karid, blog ini bertujuan untuk gua share perasaan gua aja. Bukan berarti gua ngejelek-jelekin dia. Nope. Tapi ini adalah cerita dari sisi gua. Even suatu saat nanti dia bisa aja cerita ttg ini di tempat lain, jadi kalian bisa liat dari kedua sisi. Ya kalo nanti ada kalimat yg isinya makian mah maklum aja ya namanya juga meluapkan perasaan wkwkw. Dan ini cerita dari sisi gua.  *Btw, anjir bgt ga si gua tuh udh ngetik ini panjang x lebar. Udh kelar malahan. EH MALAH GA KE SAVE:) ^_ Namanya gua samarin aja yaa, gua biasa manggil dia "Way" . Jadi kita panggil dia Way disini.  Awalnya kenal karna dia ini cowonya temen gua, jadi gua punya temen temen maen dari kecil di gangan. Ada Desy, Indah, Vira, Indri, Mega, Irda, Ara, Disti, Sakila. Nah dia ini cowonya temen gua Vira.  Posisi awalnya itu dulu, tahun 2020

Diary, 28 - Menjadi Diri Sendiri

Haruskah ku jadi orang berbeda, Hanya untuk membuat dirimu bahagia? Jangan lakukan. Hatiku bisa tertekan. (Percaya Aku - Chintya Gabriela) πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€ Beberapa minggu berjalan dengan baik, hubungan yang dijaga begitu apik. Namun, apa iya ini yang selama ini dicari? Pertanyaan itu melintas di pikiranku, berkelana mencari jawaban. Apa harus seperti ini? Saat bersamamu, aku tak merasa seperti diriku. Apa yang kusuka, tak kau suka. Apa yang kuharap, tak kau harap. Kita berbeda. Tapi, bukankah cinta yang menyatukan perbedaan? Cinta. Apa cinta itu ada diantara kita? Apa aku pantas menerima cintamu? Apa aku harus memberikan cintaku? Apa, begitu? Kasih, beri aku petunjuk. Aku tak mengerti mengapa rasanya begini, ingin rasanya berbagi cerita namun aku takut kamu tak suka. Pernah sekali aku bercerita, dan kau menjawab "Tidak usah dibahas." Lalu aku bertanya tanya di dalam hati, apa kamu tidak suka ceritaku? Apa kamu membenciku? Apa kamu risih denganku? A

Diary, 34 - The Ending Vol.2

  Wkwkwkwk, lanjuttt. Gua fikir kan emang ceritanya kaya cerita² di wattpad gitu kann, tp ternyata ngga ya. Malem itu lu akhirnya ngasih jarak diantara kita dgn lu jawab kalo lu ga ada perasaan sedikitpun buat gua. It's ok walaupun hati gua ga begitu ok dengernya wkwk. Jadi, malem itu gua memutuskan buat berhenti sampe situ aja krn memang ternyata kita gabisa bareng. Gua terlalu berharap banyak dr kisah suram antara kita bertiga ini Way, hehe. Jadi, malem itu gua udh ambil keputusan utk jauhin lu aja. Dan balik spt Ica biasanya di 6 bulan terakhir pada saat itu. Dan ending dr cerita lu sama dia pun, ga selesai malem itu juga. Jadi harus butuh waktu lebih lama buat nyelesaiin semuanya sampe bener bener clear. So, kemungkinan nya ya sangat sedikit buat gua masuk disana. Malem itu, di tengah² kota dan ditemenin rintik² hujan turun, kita bertiga kalut sama emosi masing masing. Jujur, ego gua tinggi bgt dan pengen bgt sekali aja denger lu ngebela gua didepan dia. Tp yaudah terima aja ap