Langsung ke konten utama

Diary, 20 - Pergi


Izinkah aku pergi dulu, yang berubah hanya tak lagi kumilikmu.
Kau masih bisa melihatku, kau harus percaya ku tetap teman baikmu. 

(Tulus - Pamit) 

๐ŸŒง️๐ŸŒง️๐ŸŒง️

Pada akhir kisah ini, aku memilih untuk mengakhiri hubungan rumit yang sedang kujalani.
Meninggalkan beberapa hari yang sempat kulalui begitu sepi.
Memandang ponsel yang tak jua kau kabari. 

Kuharap, pesan perpisahanku sampai di layar ponselmu. 
Maaf, aku memilih memblokir mu saat melihatmu mengetik sesuatu. 
Aku tak mau lagi dinding pertahanan yang sudah kubangun akhirnya runtuh lagi karna kau sanjung. 

Maaf, aku tak menjelaskan apa apa tentang kita. 
Karna memang sedari awal kita sudah tidak ada apa apa. 

Kalimat terakhir yang kulihat sebelum hilang adalah, "Terima kasih atas pengertiannya" katamu. 
Yang padahal aku juga bingung, apa makna dari kalimat itu. 

Pada awalnya, kuharap aku baik baik saja.
Memandangmu yang memandang ke arah lain.
Melihatmu yang tersenyum kepada wanita lain.

Dan mengetahui kenyataan bahwa dirimu sudah memiliki seorang kekasih. 
Semakin membuatku sedih dan terlirih.

Kuharap, ini yang terakhir kalinya. 
Tidak ada sakit hati, lagi dan lagi.
Cukup, cukup sampai disini. 

Beberapa minggu yang lalu, kondisiku sama seperti Yeo Da Kyung dari drama korea yang baru saja ku tonton. 

Merasa bahwa semua akan baik baik saja, jika aku mempercayai pasangan yang saat ini kucintai. 

Merasa bahwa mempercayai perkataan orang lain sama saja akan menghancurkan diri dan membuatku semakin membenci. 

Merasa pada akhirnya aku tidak mau seperti apa yang aku bayangkan. 

Namun, nyatanya. 
Tidak semuanya salah. 

Pada akhirnya, Yeo Da Kyung berpisah juga dengan Lee Tae Oh. 

Sama seperti aku, yang pada akhirnya berpisah juga dengan dirimu. 

Aku pernah membayangkan, sesekali menjadi kekasihmu suatu saat nanti.
Tertawa bahagia, bersama, selamanya.

Tapi nyatanya lagi, itu hanya sekadar bayangan. Yang tak akan pernah jadi kenyataan. 

Pada akhirnya, aku memutuskan untuk pergi menjauh darimu. 
Meninggalkan luka yang tumbuh dan layu.
Juga sedikit mengharap itu bisa segera disembuhkan olehmu.
Yang ternyata lagi lagi itu hanya khayalanku.

Kasih, bolehkah aku memintamu pergi?

Pergi saja yang jauh.

Dan..

Tak perlu kembali.

Karna aku benar benar sudah tak peduli.

Ya.

Benar benar..

Tak.. 

:'(

Aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja.
Yang padahal dirimu begitu menyakitkan hati dan raga.
Melelahkan jiwa, menenggelamkan sukma dalam derita. 

Maka, malam itu aku memintamu untuk menjauh dariku. 
Pergi saja agar aku tak bisa mencari.
Tak perlu kembali, kataku.
Aku tak bisa lagi menerimamu.

Mencintai dirimu begitu dalam, sedangkan dirimu mencintai ia yang kau idam. 

Cintaku pun tak sebercanda itu, walau tawa dan lara terlihat sama. Tapi, ada hatiku yang begitu nestapa. Karna melihatmu mencintai ia yang kau cinta.

Kasih, kuharap kau mengerti.

Berjanjilah untuk kalimat yang aku tulis setelah ini.

Jika suatu saat nanti aku tiba tiba menghubungimu, abaikan saja aku.
Jika suatu saat nanti aku mem follow instagram mu, blokir saja akun ku.
Dan jika suatu saat nanti aku mengirim pesan lewat whatsappmu, jangan pernah hiraukan pesan itu. 

Berjanjilah kau akan menepati ini.

Dan berjanjilah..

Untuk tidak kembali lagi.

Kumohon.. 

Pintaku pada ragamu, pada sisi belakangmu yang selalu kulihat penuh sendu.
Pada rambutmu yang terpotong rapi bak pangeran sang ratu. 
Pada telapak tanganmu yang tak mungkin bisa kuraih itu.
Dan pada hatimu yang tak akan pernah bisa kudapatkan karna penuh ragu.

Aku memintamu, untuk pergi dariku..
Selama yang kumau..

Dan, jangan kembali..
Walaupun aku menangis menjadi jadi.

Jangan pernah kembali,
Untuk mengulang lagi.

Jangan pernah datang lagi,
Untuk kembali melukai.

Kumohon, 

Aku memutuskan untuk pergi, saat ini. Dan tak akan kembali lagi, esok dan nanti. 

Terima kasih, untuk kasih sayang, pengertian, perhatian, peduli, cinta, pengorbanan, dan ketabahan hatimu atas diriku. 

(Jangan mengucapkan sama sama, walau aku meminta nya.)

Selamat tinggal.

(Jangan jawab sampai bertemu, walau aku meminta dengan tersedu sedu)

Untukmu dan aku, hati dan rasa. Cinta dan benci. Semua, untukmu dan aku.. 

Cinta.. ๐Ÿ’”

Komentar

  1. mantap..galau nih ..kata kata nya sangat menyentuh hati..

    BalasHapus
  2. Pembukaan yg bagus diawali dengan lagunya Tuluss..
    Isinya sangat keren...
    Izin share ya min

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary, 31 - Euforia Tentangmu

Haii..  Kita keep dulu cerita lanjutan dari blog sebelumnya yaa, hehe.  Kali ini mau cerita, tentang seseorang yang gua temuin di akhir tahun 2020:) Sama kaya cerita tentang Karid, blog ini bertujuan untuk gua share perasaan gua aja. Bukan berarti gua ngejelek-jelekin dia. Nope. Tapi ini adalah cerita dari sisi gua. Even suatu saat nanti dia bisa aja cerita ttg ini di tempat lain, jadi kalian bisa liat dari kedua sisi. Ya kalo nanti ada kalimat yg isinya makian mah maklum aja ya namanya juga meluapkan perasaan wkwkw. Dan ini cerita dari sisi gua.  *Btw, anjir bgt ga si gua tuh udh ngetik ini panjang x lebar. Udh kelar malahan. EH MALAH GA KE SAVE:) ^_ Namanya gua samarin aja yaa, gua biasa manggil dia "Way" . Jadi kita panggil dia Way disini.  Awalnya kenal karna dia ini cowonya temen gua, jadi gua punya temen temen maen dari kecil di gangan. Ada Desy, Indah, Vira, Indri, Mega, Irda, Ara, Disti, Sakila. Nah dia ini cowonya temen gua Vira.  Posisi awalnya itu dulu, tahun 2020

Diary, 28 - Menjadi Diri Sendiri

Haruskah ku jadi orang berbeda, Hanya untuk membuat dirimu bahagia? Jangan lakukan. Hatiku bisa tertekan. (Percaya Aku - Chintya Gabriela) ๐Ÿฅ€๐Ÿฅ€๐Ÿฅ€ Beberapa minggu berjalan dengan baik, hubungan yang dijaga begitu apik. Namun, apa iya ini yang selama ini dicari? Pertanyaan itu melintas di pikiranku, berkelana mencari jawaban. Apa harus seperti ini? Saat bersamamu, aku tak merasa seperti diriku. Apa yang kusuka, tak kau suka. Apa yang kuharap, tak kau harap. Kita berbeda. Tapi, bukankah cinta yang menyatukan perbedaan? Cinta. Apa cinta itu ada diantara kita? Apa aku pantas menerima cintamu? Apa aku harus memberikan cintaku? Apa, begitu? Kasih, beri aku petunjuk. Aku tak mengerti mengapa rasanya begini, ingin rasanya berbagi cerita namun aku takut kamu tak suka. Pernah sekali aku bercerita, dan kau menjawab "Tidak usah dibahas." Lalu aku bertanya tanya di dalam hati, apa kamu tidak suka ceritaku? Apa kamu membenciku? Apa kamu risih denganku? A

Diary, 34 - The Ending Vol.2

  Wkwkwkwk, lanjuttt. Gua fikir kan emang ceritanya kaya cerita² di wattpad gitu kann, tp ternyata ngga ya. Malem itu lu akhirnya ngasih jarak diantara kita dgn lu jawab kalo lu ga ada perasaan sedikitpun buat gua. It's ok walaupun hati gua ga begitu ok dengernya wkwk. Jadi, malem itu gua memutuskan buat berhenti sampe situ aja krn memang ternyata kita gabisa bareng. Gua terlalu berharap banyak dr kisah suram antara kita bertiga ini Way, hehe. Jadi, malem itu gua udh ambil keputusan utk jauhin lu aja. Dan balik spt Ica biasanya di 6 bulan terakhir pada saat itu. Dan ending dr cerita lu sama dia pun, ga selesai malem itu juga. Jadi harus butuh waktu lebih lama buat nyelesaiin semuanya sampe bener bener clear. So, kemungkinan nya ya sangat sedikit buat gua masuk disana. Malem itu, di tengah² kota dan ditemenin rintik² hujan turun, kita bertiga kalut sama emosi masing masing. Jujur, ego gua tinggi bgt dan pengen bgt sekali aja denger lu ngebela gua didepan dia. Tp yaudah terima aja ap