Langsung ke konten utama

Diary, 22 - Pesan Untukmu


Tahukah kamu, semalam tadi aku menangis.
Mengingatmu, mengenangmu.
Mungkin hatiku terluka dalam atau selalu terukirkan kenangan kita.

(Menangis Semalam - Audy / Felix Cover)

πŸ‚πŸ‚πŸ‚

Kasih, aku merindukanmu..

Namun, ada hal lain yang harus kusampaikan saat ini. 

Aku bertemu seseorang, beberapa minggu yang lalu. Kulihat beberapa kali ia selalu memperhatikanku, memastikan aku melakukan hal hal yang biasa kulakukan. 

Seseorang itu mulai melambaikan tangannya padaku, kubalas dengan seutas senyum yang biasa saja. 

Lalu beberapa hari kemudian, ia mulai mengajakku berkenalan. Bertanya mengenai hari hariku. Memintaku juga mendengar cerita hari hari nya. 

Kupikir, itu menjadi hal terakhir yang kudapatkan sebelum aku pergi. Namun, akhirnya ia meminta nomor whatsapp ku. Berpikir panjang, pada akhirnya aku memberikan nomor itu. Ya kuharap memang hanya sekedar ingin berteman di media sosial. 

Aku merindukanmu.. 

Hal yang beberapa hari ini kugeluti, tenggelam dalam pikiran pikiran tentangmu setiap hari. Yang membuatku begitu frustasi. 

Aku sedikit menyesal.. 

Meninggalkanmu begitu saja.. 

Aku.. 

Begitu menyesal membiarkan separuh hatiku hancur bersamamu. 

Ia mulai mengirimiku pesan, mengajakku bercanda dan tertawa seketika. Terbesit sedikit dalam pikiranku, apa ia menyukaiku? 

Ah, mana mungkin. 

Lalu, pada saat itu aku memutuskan untuk pergi meninggalkanmu. Mem blokir whatsapp mu, unfollow akun instagram mu. Maaf. Aku begitu kalut, dengan sikap dan sifatku yang tak patut. 

Kemudian ia datang, mengajakku keluar untuk berbincang bincang. 

Aku, pergi dengannya.

Beberapa kali situasi terasa canggung sekali, saling menatap namun tak bercakap. 

Suasana yg begitu kutakuti, merasa sendiri padahal ada yang menemani. 

Dan, rasa takut ku benar benar terjadi. Ternyata ia memang menyukaiku.. 

Dia mengatakan bahwa ia sangat menyukaiku.
Dan memintaku membalas cintanya juga. 

Beberapa kali aku mencampakannya, sambil berusaha untuk menyadarkan diri sendiri. Dan meyakinkan diri bahwa ini hanya sekedar mimpi, tapi ternyata ini begitu nyata sampai sampai aku terpana. 

Dan hari ini, aku meminta waktu padanya. 

1 bulan.. 

Terhitung dari 21 Juni 2020. 

Aku, memintanya menunggu selama itu. 

Dan ini pesanku untukmu, kekasih. 

Aku menunggumu 1 bulan, mengharapkanmu datang dan memintaku kembali. Sebelum semua waktuku diambil alih, oleh seseorang yang pada akhirnya akan menjadi orang yang kucintai. 

Aku menunggumu 1 bulan, untuk memastikan kali ini kau benar benar pergi tak kembali.

Aku menunggumu 1 bulan, agar kau bisa berpikir sambil bersenang senang. 

1 bulan..

Kuharap, kau membaca pesanku ini.

Maaf, aku tak bisa mengirimu pesan secara langsung.

Tapi, kali ini aku sangat bersungguh sungguh. Aku berharap kembali dengan ter enyuh. 

Semoga kau membaca pesan ini.

Sambil memikirkan mau bagaimana hubungan kita nanti.. 

Selamat malam. 

See you when I see you..

πŸ‚

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary, 31 - Euforia Tentangmu

Haii..  Kita keep dulu cerita lanjutan dari blog sebelumnya yaa, hehe.  Kali ini mau cerita, tentang seseorang yang gua temuin di akhir tahun 2020:) Sama kaya cerita tentang Karid, blog ini bertujuan untuk gua share perasaan gua aja. Bukan berarti gua ngejelek-jelekin dia. Nope. Tapi ini adalah cerita dari sisi gua. Even suatu saat nanti dia bisa aja cerita ttg ini di tempat lain, jadi kalian bisa liat dari kedua sisi. Ya kalo nanti ada kalimat yg isinya makian mah maklum aja ya namanya juga meluapkan perasaan wkwkw. Dan ini cerita dari sisi gua.  *Btw, anjir bgt ga si gua tuh udh ngetik ini panjang x lebar. Udh kelar malahan. EH MALAH GA KE SAVE:) ^_ Namanya gua samarin aja yaa, gua biasa manggil dia "Way" . Jadi kita panggil dia Way disini.  Awalnya kenal karna dia ini cowonya temen gua, jadi gua punya temen temen maen dari kecil di gangan. Ada Desy, Indah, Vira, Indri, Mega, Irda, Ara, Disti, Sakila. Nah dia ini cowonya temen gua Vira.  Posisi awalnya itu dulu, tahun 2020

Diary, 28 - Menjadi Diri Sendiri

Haruskah ku jadi orang berbeda, Hanya untuk membuat dirimu bahagia? Jangan lakukan. Hatiku bisa tertekan. (Percaya Aku - Chintya Gabriela) πŸ₯€πŸ₯€πŸ₯€ Beberapa minggu berjalan dengan baik, hubungan yang dijaga begitu apik. Namun, apa iya ini yang selama ini dicari? Pertanyaan itu melintas di pikiranku, berkelana mencari jawaban. Apa harus seperti ini? Saat bersamamu, aku tak merasa seperti diriku. Apa yang kusuka, tak kau suka. Apa yang kuharap, tak kau harap. Kita berbeda. Tapi, bukankah cinta yang menyatukan perbedaan? Cinta. Apa cinta itu ada diantara kita? Apa aku pantas menerima cintamu? Apa aku harus memberikan cintaku? Apa, begitu? Kasih, beri aku petunjuk. Aku tak mengerti mengapa rasanya begini, ingin rasanya berbagi cerita namun aku takut kamu tak suka. Pernah sekali aku bercerita, dan kau menjawab "Tidak usah dibahas." Lalu aku bertanya tanya di dalam hati, apa kamu tidak suka ceritaku? Apa kamu membenciku? Apa kamu risih denganku? A

Diary, 34 - The Ending Vol.2

  Wkwkwkwk, lanjuttt. Gua fikir kan emang ceritanya kaya cerita² di wattpad gitu kann, tp ternyata ngga ya. Malem itu lu akhirnya ngasih jarak diantara kita dgn lu jawab kalo lu ga ada perasaan sedikitpun buat gua. It's ok walaupun hati gua ga begitu ok dengernya wkwk. Jadi, malem itu gua memutuskan buat berhenti sampe situ aja krn memang ternyata kita gabisa bareng. Gua terlalu berharap banyak dr kisah suram antara kita bertiga ini Way, hehe. Jadi, malem itu gua udh ambil keputusan utk jauhin lu aja. Dan balik spt Ica biasanya di 6 bulan terakhir pada saat itu. Dan ending dr cerita lu sama dia pun, ga selesai malem itu juga. Jadi harus butuh waktu lebih lama buat nyelesaiin semuanya sampe bener bener clear. So, kemungkinan nya ya sangat sedikit buat gua masuk disana. Malem itu, di tengah² kota dan ditemenin rintik² hujan turun, kita bertiga kalut sama emosi masing masing. Jujur, ego gua tinggi bgt dan pengen bgt sekali aja denger lu ngebela gua didepan dia. Tp yaudah terima aja ap