Langsung ke konten utama

Diary, 26 - Sedang Sayang-Sayangnya



Romeo, take me somewhere we can be alone.

I'll be waiting, all there's left to do is run.

You'll be the prince and I'll be the princess.

It's a love story, baby, just say, "Yes".


(Love Story - Taylor Swift Cover By Eltasya Natasya ft Indah Aqila) 


✨๐Ÿ✨


Beberapa kali bertemu, meski kini kami sudah berjarak. 

Jauh, begitu jauh.

Berkilo kilo meter, dan berpuluh puluh piluh. 


Aku disini,

Dan ia disana. 


Kuharap hubungan kami kan baik baik saja.


Dengan keterpaksaan jarak yang begitu mengikat. 


Aku memintanya menjaga hati,

Agar tak melukai sosok diri yang sudah memberinya cinta untuk dibagi.


Dan akupun akan menjaga hati, 

Untuk dirinya yang sudah berusaha menjaga.


Aku, membiarkannya tetap menjadi dirinya.

Tanpa merubah sikap dan sifat apapun.


Ada sebuah kalimat yang kini selalu kuingat, "Kita tidak bisa merubah seorang laki laki, seorang laki laki akan merubah dirinya sendiri jika ia mencintai kita." 


Ya, itulah kalimatnya. 


Aku tak pernah meminta yang macam macam, aku hanya meminta 1 hal. 


Kabari aku, apapun itu. 


Aku tak akan pernah jenuh dengan kabar, meski itu tak selalu datang. 

Aku tetap menunggu ia pulang. 


Menetap pada hati yang ditatap,

Menjaga hati untuk ia yang tak terduga.


Kuharap, ya.


Cinta, 

Sayang, 


Yang ia berikan bukan lagi hanya sekedar bualan. 

Aku berharap itu semua nyata tak terkira. 


Dan, aku yang menerima.

Bukan orang lain, atau seorang wanita penggoda. 


Ya,


Kekasihku kini bukan orang biasa,

Ia banyak diberi cinta,

Yang tak ia kira ternyata bisa meluka.


Ia tak sadar, berapa banyak harap yang ia berikan.

Hingga wanita wanita itu begitu mendambakan.

Sosok kekasihku yang begitu rupawan.


Aih, menurutku memang ia rupawan.


Ia baik,

Jujur,

Dan menggemaskan. 


Aku keras kepala, dan sulit diterka.


Pemarah,


Dan tak suka kata 'maaf'.


Karna menurutku, ketika seseorang sudah melakukan sebuah kesalahan maka ia akan terus melakukan itu. 


Dan, kesalahan akan tetap menjadi kesalahan. Tak peduli seberapa besar ataupun kecil kesalahan itu. 


Kemudian, ada perasaan yang di korbankan. Ketika seseorang melakukan sebuah kesalahan, kepada dirimu misalnya, kamu begitu tersakiti, lalu ia meminta maaf, dan kamu memaafkannya. Tapi, apakah sikapmu akan sama seperti awal? Tentu tidak. Beberapa hal akan berubah, salah satunya tangis yang pernah tumpah. 


Aku pernah, membenci seseorang.

Ia teman dekatku, tapi karna sebuah kesalahan yang menurutku itu tidak kecil, aku begitu membencinya. Bahkan untuk melihatnya berjalan kearahku saja, aku menghindar mencari tempat lain yang tak bisa mendengar deru langkahnya. 


Apakah harus sebegitunya? 


Untukku, ya. 


Seperti itu. 


Lalu ada juga, teman dekatku lagi. Kali ini kesalahannya bukan pada dirinya, tapi pada orang lain. Namun, hal yang membuatku bersikap sama seperti sikapku kepada temanku yang dulu adalah ia terus meminta maaf. Pada kesalahan yang bukan ia penyebabnya. Aku begitu kesal. 


Karna yang bersangkutan, tak jua memintaku memaafkan. 


Pada akhirnya, aku membenci semua orang. 


Dan terjatuh begitu dalam,

Sampai ada seseorang yang membantu, 

Menurunkan tali yang dirajut oleh cinta dan kasih sayang.


Yang padahal hanya aku saja yang merasakan, tapi ya tidak apa apa.


Akhirnya aku terselamatkan, meski tak seutuhnya benar benar diselamatkan. Luka yang kupunya belum sirna, ia meninggalkannya setelah hampir 80% sembuh. 


Pada akhirnya aku terjatuh kembali, namun dengan pikiran yang sudah sedikit tergali. Aku bisa memaafkan lagi, walau tak sepenuhnya bisa me-masa bodoi. 


Aku, menjadi pribadiku yang sekarang. 


Dan kekasihku kini, sering sekali mengucap maaf untuk sekedar memperbaiki. 


Keadaaan yang ternyata sedikit terselimuti, badai yang mengguncang seantero negeri. Negeri dongeng sang raja dan ratu yang kini kumiliki. 


Aku tak begitu menyukainya,

Dan akupun tak juga membencinya.


Hanya saja, sudah kusarankan ia untuk memperbaiki kesalahannya daripada harus meminta maaf dan tetap melakukan kesalahan itu. 


Kuharap, ia mengerti.

Agar tak perlu lagi aku menjelaskan, hal yang sudah jelas dan sangat jelas.


Dan semoga memang kau orangnya, yang bisa tepat sasaran ku bidik dengan panah. 


Panah cinta yang dimiliki Rama, untuk memanah cinta yang dipunya Shinta. 


Rama Shinta, dalam Ramayana. 


...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary, 31 - Euforia Tentangmu

Haii..  Kita keep dulu cerita lanjutan dari blog sebelumnya yaa, hehe.  Kali ini mau cerita, tentang seseorang yang gua temuin di akhir tahun 2020:) Sama kaya cerita tentang Karid, blog ini bertujuan untuk gua share perasaan gua aja. Bukan berarti gua ngejelek-jelekin dia. Nope. Tapi ini adalah cerita dari sisi gua. Even suatu saat nanti dia bisa aja cerita ttg ini di tempat lain, jadi kalian bisa liat dari kedua sisi. Ya kalo nanti ada kalimat yg isinya makian mah maklum aja ya namanya juga meluapkan perasaan wkwkw. Dan ini cerita dari sisi gua.  *Btw, anjir bgt ga si gua tuh udh ngetik ini panjang x lebar. Udh kelar malahan. EH MALAH GA KE SAVE:) ^_ Namanya gua samarin aja yaa, gua biasa manggil dia "Way" . Jadi kita panggil dia Way disini.  Awalnya kenal karna dia ini cowonya temen gua, jadi gua punya temen temen maen dari kecil di gangan. Ada Desy, Indah, Vira, Indri, Mega, Irda, Ara, Disti, Sakila. Nah dia ini cowonya temen gua Vira.  Posisi awalnya itu dulu, tahun 2020

Diary, 28 - Menjadi Diri Sendiri

Haruskah ku jadi orang berbeda, Hanya untuk membuat dirimu bahagia? Jangan lakukan. Hatiku bisa tertekan. (Percaya Aku - Chintya Gabriela) ๐Ÿฅ€๐Ÿฅ€๐Ÿฅ€ Beberapa minggu berjalan dengan baik, hubungan yang dijaga begitu apik. Namun, apa iya ini yang selama ini dicari? Pertanyaan itu melintas di pikiranku, berkelana mencari jawaban. Apa harus seperti ini? Saat bersamamu, aku tak merasa seperti diriku. Apa yang kusuka, tak kau suka. Apa yang kuharap, tak kau harap. Kita berbeda. Tapi, bukankah cinta yang menyatukan perbedaan? Cinta. Apa cinta itu ada diantara kita? Apa aku pantas menerima cintamu? Apa aku harus memberikan cintaku? Apa, begitu? Kasih, beri aku petunjuk. Aku tak mengerti mengapa rasanya begini, ingin rasanya berbagi cerita namun aku takut kamu tak suka. Pernah sekali aku bercerita, dan kau menjawab "Tidak usah dibahas." Lalu aku bertanya tanya di dalam hati, apa kamu tidak suka ceritaku? Apa kamu membenciku? Apa kamu risih denganku? A

Diary, 34 - The Ending Vol.2

  Wkwkwkwk, lanjuttt. Gua fikir kan emang ceritanya kaya cerita² di wattpad gitu kann, tp ternyata ngga ya. Malem itu lu akhirnya ngasih jarak diantara kita dgn lu jawab kalo lu ga ada perasaan sedikitpun buat gua. It's ok walaupun hati gua ga begitu ok dengernya wkwk. Jadi, malem itu gua memutuskan buat berhenti sampe situ aja krn memang ternyata kita gabisa bareng. Gua terlalu berharap banyak dr kisah suram antara kita bertiga ini Way, hehe. Jadi, malem itu gua udh ambil keputusan utk jauhin lu aja. Dan balik spt Ica biasanya di 6 bulan terakhir pada saat itu. Dan ending dr cerita lu sama dia pun, ga selesai malem itu juga. Jadi harus butuh waktu lebih lama buat nyelesaiin semuanya sampe bener bener clear. So, kemungkinan nya ya sangat sedikit buat gua masuk disana. Malem itu, di tengah² kota dan ditemenin rintik² hujan turun, kita bertiga kalut sama emosi masing masing. Jujur, ego gua tinggi bgt dan pengen bgt sekali aja denger lu ngebela gua didepan dia. Tp yaudah terima aja ap