Sempat berfikir bahwa aku memang benar benar mencintai tanpa dicintai.
Merasa bahwa hanya aku yang berjuang dalam hubungan ini.
Dan kemudian, teringat..
Bahwa kamu,
Sesekali membuatku tersenyum.
Dengan sedikit yang kau tahu,
Namun berharga untukku..
Namun berharga untukku..
Untuk itu,
Mari membicarakan nya..
🌻🌻🌻
Jum'at, 14 Juni 2019. 10.43 wib.
Pagiku terlihat begitu cerah hari ini,
Kereta melaju begitu lambat ke Purwakarta.
Aku ingin menikmati matahari pagi,
Namun sayangnya,
Langit sedang bersedih saat ini.
Mungkin ia menantimu..
Mungkin..
Ingin sedikit bercerita,
Sejujurnya aku tak pernah naik kereta,
Kereta pulang kampung loh,
Rasanya ya berbeda.
Sedikit mengingatkanku akan dirimu,
Dimana aku begitu sering naik kereta Commuter,
Merasa nyaman,
Merasa nyaman,
Sedangkan saat menaiki kereta ini,
Bokongku lemas,
Pegal ternyata,
Hehe..
Berbeda.
Tapi,
Sama.
Bagaimana ya menjelaskan nya?
Ah, kalian simpulkan saja sendiri.
Bokongku masih pegal.
Bokongku masih pegal.
Ayo kembali,
Membicarakan dia yang tak peka peka,
Seperti nya sebentar lagi langit akan menumpahkan tangisnya,
Tapi sepertinya juga,
Tidak jadi :D
Tidak jadi :D
Karna tiba-tiba matahari terang benderang,
Eh, aku melihat sebuah sekolah
Dikelilingi sawah sawah,
Dikelilingi sawah sawah,
Sekolah itu tepat di tengah,
Aku kembali teringat padamu,
Yang begitu mencintaiku saat aku masih sekolah,
Di bangku SMP saat itu,
Perjalanan ku hari ini pun banyak mengingatkanku akan dirimu,
Pernah saat itu,
Aku pulang ke kampung halaman,
Aku pulang ke kampung halaman,
Berapa hari ya?
Aku lupa.
Namun hari itu,
Sinyal disana tak begitu baik,
Sinyal disana tak begitu baik,
Sesekali aku mengecek ponsel,
Melihat kau mengirim pesan dari Jakarta,
Melihat kau mengirim pesan dari Jakarta,
"Ica, aku rindu" katamu,
Ah, aku jadi malu
Itu sudah bertahun tahun lamanya,
Dan waktu itu juga,
Aku mendapat notifikasi dari twitter,
Aku mendapat notifikasi dari twitter,
Kau membuat tweet,
Lalu menggunakan fitur tag,
Kemudian kau sematkan akun ku disana.
Tapi lagi lagi aku tak bisa melihat dengan lancar isi tweet mu,
Karna sudah kubilang kan sinyalku tak stabil disana.
Karna sudah kubilang kan sinyalku tak stabil disana.
Sayang,
Aku merindukanmu..
Berharap kau membaca ini,
Sambil mengingat,
Bagaimana kau memberiku cinta sampai sedalam itu.
Kemudian, aku tak bisa melupa.
Sampai sekarang.
Sampai sekarang.
Aku rindu suasana kampung,
Semoga waktu mengizinkan ku untuk bermain disana,
Semoga waktu mengizinkan ku untuk bermain disana,
Semoga.
Matahari masih terang benderang,
Menyinari bumi yang sudah tak tenang,
Manusia berkelana kesana kemari,
Mencari uang,
Dan mengabdi.
Mencari uang,
Dan mengabdi.
Aku rindu hari hariku bersamamu, dulu.
Pernah sempat aku membayangkan,
Berada di sebuah bus,
Menikmati kesendirian,
Namun kemudian,
Aku melihat bayangmu,
Eh bukan bayang,
Bahkan itu raga mu,
Aku melihat bayangmu,
Eh bukan bayang,
Bahkan itu raga mu,
Berdiri di hadapanku,
Bersama 2 teman mu,
Bersama 2 teman mu,
Tertawa saat bercerita,
Lalu kemudian,
Kau menengok,
Menatapku,
Kau menengok,
Menatapku,
Matamu membulat,
Lalu,
Kembali seperti biasa,
Kau memalingkan wajahmu,
Mencari arah yang tak kupandangi,
Mencari arah yang tak kupandangi,
Kemudian aku tersenyum,
Dan menyatakan hatiku,
Terluka lagi padamu.
Dan menyatakan hatiku,
Terluka lagi padamu.
Kasih, kali ini aku membayangkan
Di musim hujan saat itu,
Dalam sebuah kafe,
Di musim hujan saat itu,
Dalam sebuah kafe,
Aku duduk dengan laptop dan buku kesayanganku,
Menulis sesuatu yang masih tentangmu,
Menulis sesuatu yang masih tentangmu,
Lalu terdengar di pojok sana,
Seseorang menepuk bahu teman nya,
Aku masih fokus dengan tulisanku,
Lalu tibatiba seseorang menghampiri,
Lalu tibatiba seseorang menghampiri,
Menjabat tangan ku,
Menanyakan kabar,
Melempar senyum termanis yang tak pernah aku bayangkan.
Menanyakan kabar,
Melempar senyum termanis yang tak pernah aku bayangkan.
Lalu, menyodorkan sebuah undangan.
Undangan pernikahan.
Undangan pernikahan.
Dan tertulis disana,
Namamu, dan dia yang kau cintai.
NAMAMU.
Hanya sebuah bayangan,
Bagaimana nantinya aku melihatmu akhirnya menikah.
Aku teringat lagi akan sesuatu,
Saat itu umurku tepat 15 tahun,
Saat itu umurku tepat 15 tahun,
Seperti biasa,
Aku berangkat sekolah pagi pagi sekali,
Mengingat ini adalah hari spesial,
Senyumku terurai begitu lebar,
Terlihat begitu bahagia,
Lalu, sahabat ku datang ke kelas
Menyodorkan sebuah kotak berwarna maroon,
Menyodorkan sebuah kotak berwarna maroon,
Aku berterima kasih,
Namun, apa jawabannya?
Namun, apa jawabannya?
"Ini bukan dari aku" katanya,
Lalu, aku bertanya
Darimanakah asal nya?
Darimanakah asal nya?
Dia hanya mengatakan,
"Kau tahu. Dan orang itu memintamu tak membuka nya disini. Memintamu agar tak banyak orang yang tahu"
Aku tersipu,
Membayangkan apa isi kotak itu,
Membayangkan apa isi kotak itu,
Sambil berfikir,
Siapa seseorang yang mengirimiku sebuah hadiah?
Siapa seseorang yang mengirimiku sebuah hadiah?
Lalu terbesit dalam benakku,
Pasti kamu.
Dan ternyata benar,
Kau memberiku hadiah,
Kau memberiku hadiah,
Sebuah hadiah yang benar benar aku inginkan,
Aku tak memintanya kepada siapapun,
Tapi kamu mengerti aku ingin itu,
Tapi kamu mengerti aku ingin itu,
Aku suka menulis,
Menulis tentangmu,
Dan aku butuh tempat untuk menuangkannya,
Menulis tentangmu,
Dan aku butuh tempat untuk menuangkannya,
Lalu, kau memberiku tempat itu.
Sambil berpesan,
"Tulis sebanyak mungkin tentangku"
Sudah pasti.
Semua tulisanku tertuju padamu,
Seseorang yg kukagumi tanpa pernah kembali.
Kau harus tau,
Sesuatu yg ku beri,
Tak pernah ku minta lagi.
Sesuatu yg ku beri,
Tak pernah ku minta lagi.
Seperti, hatiku.
Kau meminta hatiku,
Aku beri,
Dan sampai kini,
Aku tak ingin itu kembali.
Aku beri,
Dan sampai kini,
Aku tak ingin itu kembali.
Biarlah menjadi bagianmu,
Agar kau isi,
Di kemudian hari.
Agar kau isi,
Di kemudian hari.
Selamat hari Jumat.
Jangan ragu untuk menjabat,
Jangan ragu untuk menjabat,
Tanganku,
Bukan tangan nya.
Hehe..
Sampai jumpa.
Komentar
Posting Komentar